Berdampakkah Aktivitas Manusia terhadao Kualitas Air di Sungai ? Strategi Apa Saja yang Dibutuhkan ?
oleh Revidia Rahma Sani - 1806137160
Air adalah semua wujud air yang terdapat di atas maupun di bawah
permukaan tanah seperti air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
ada di darat (tambak) (UU RI No. 7 Tahun 2004). Air sangat berperan penting
bagi kehidupan manusia untuk memnuhi kebutuhan yang terus menerus bertambah. Semakin
banyak populasi manusia, mak asemkain banyak pula air yang dibutuhkan.
Aktivitas yang dilakukan oleh rumah tangga, pertanian dan industri tentunya
menimbulkann limbah yang jika tidak diolah dengan baik akan memberi dampak pada
penurunan kualitas lingkungan (Suriawiria, 2003). Hal ini tentu mempengaruhi
limbah buangan yang belum diolah menuju sungai. Supratiwi (2014) mengatakan
bahwa sekitar 60 sampai 70 persen penvemaran sungai disebabkan oleh limbah
domestik, dimana limbah domestik ini merupakan limbah cair hasil buangan dari
rumah tangga, dan hanya 6,1 persen limbah saja yang dapat diolah. Sungai di
dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) berfungsi sebagai wadah
pengaliran air, selalu berada di posisi paling rendah dalam landskap bumi,
sehingga kondisi sungai tidak bisa dipisahkan dari kondisi Daerah Aliran Sungai
(DAS) (PP 38 Tahun 2011).
Gambar 1. Limbah Domestik di Sungai Citarum (sumber: Google Image)
Aktivitas
manusia sangat mempengaruhi kualitas air di sungai, kualitas air yang buruk
tentunya dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Tidak hanya manusia tetapi
juga hewan dan tumbuhan. Sebuah penelitian yang diterbitkan di www.sciencemag.org
pada Februari tahun 2015 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara peringkat
kedua penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina,
Vietnam, dan Sri Lanka. Menurut riset Greeneration, organisasi non-pemerintah
yang telah 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata
menghasilkan 700 kantong plastik per tahun (Buletin Cipta Karya, Februari 2016).
Peran manusia tentunya sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas air di sungai.
Perilaku kurang disiplin dan tidak bertanggung jawab menjadi penyebab utama
kualitas air di sungai mudah tercemar. Hal ini tentunya didasari oleh
faktor-faktor yang mempegaruhi perilaku tersebut, diantaranya :
1. Tidak adanya fasilitas lain untuk membuang limbah
domestik (rumah tangga). Kurangnya
fasilitas membuat masyarakat tidak mempunyai pilihan lain selain membuangnya ke
sungai. Tingkat pendidikan dan kesadaran yang masih rendah menjadi perhatian
utama nya. Menurut Wang dan Reisner (2011) pengetahuan mengenai lingkungan
hidup dan informasi lingkungan hidup sangat diperlukan untuk mempengaruhi
perilaku masyarakat. Pembuangan limbah domestik ini dilakukan langsung ke
sungai tanpa adanya penyaringan atau pemilahan khusus. Sehingga banyak limbah domestik
seperti sampah, air cucian dapat mempengaruhi tingkat kualitas air di sungai.
2.
Tidak ada pengolahan khusus terhadap sampah yang akan
dibuang ke sungai.
Minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap
pencemaran lingkungan membuat meningkatnya pencemaran air di sungai, baik
karena limbah domestik maupun sampah lainnya. Pengelolaan sampah ini menurut
Hendra (2016) bukan hanya didasari oleh teknis, tetapi juga mencakup aspek -
aspek nonteknis. Sistem pengelolaan yang baik jika dijalankan perlu melibatkan
berbagai disiplin ilmu, mulai dari teknik sipil, perencanaan kota, ekonomi,
kesehatan masyarakat, sosiologi, komunikasi, konservasi, dan disiplin ilmu
lainnya yang dapat menunjang pengelolaan sampah yang baik. Hal ini juga diatur
oleh UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah di
tiap daerah berbeda, sesuai dengan sosial budaya masyarakat, kebijakan
pemenritah daerah setempat, regulasi, teknologi, dan juga insfrastruktur yang
dmiliki.
3.
Kurang optimalnya regulasi mengenai peraturan
pembuangan sampah ke sungai
Indonesia merupakan negara hukum, dimana setiap
perilaku dalam kehidupan diatur berdasarkan hokum yang berlaku. Rendahnya
regulasi akan mempengaruhi perilaku masyarakat. Adanya regulasi pun harus
diiringi dengan aparat yang mengontrol, dan juga sanksi terhadap pelanggaran
yang terjadi.
Selain faktor
yang mempengaruhi aktivitas manusia terhadap air sungai, aktivitas lainnya
seperti menambang pasir di sungai juga dilakukan. Penambangan pasir sungai
biasanya dilakukan pada kawasan bantaran sungai. walaupun penambangan pasir
tidak dilakukan setiap hari secara terus menerus, tetapi mempengaruhi kondisi
air sungai yang tersuspensi dan tidak langsung mengendap. Air sungai pada area
penambangan pasir yang tidak langsung mengendap mengalami kekeruhan, sehingga
berpengaruh pula terhadap kualitas air sungai. Keruhnya air sungai juga membuat
sinar cahaya matahari terhalang dan berpengaruh kepada tanaman – tanaman air
yang tidak bisa melakukan proses fotosintesis. Tidak adanya proses fotosintesis
menyebabkan jumlah oksigen terlarut menjadi sedikit. Hal ini berpengaruh pula
kepada ikan – ikan di sungai yang sangat membutuhkan oksigen.
Gambar 2.
Tanaman Air di Sungai (Sumber : Google Image)
Dengan
memperhatikan faktor-faktor penyebab pembuangan limbah akibat aktivitas mansuia
ke sungai, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan
pencemaran air di sungai:
1.
Regulasi yang baik, adanya aturan dan arahan yang jelas dari pemerintah
daerah setempat dapat membuat perilaku masyarakat menjadi lebih terarah. Selain
itu, regulasi yang baik harus memberikan kepastian mengenai peraturan yang dibuat,
dengan menentukan aparat yang memiliki fungsi untuk mengontrol dan memantau peraturan
tersebut. Adanya sanksi terhadap pelanggaran peraturan juga dapat menekan
pencemaran air di sungai.
2.
Aspek sosial, melalui aspek sosial merupakan hal yang apling utama
dalam mengontrol pencemaran air di sungai. Dengan mengadakan kegiatan seperti
penyuluhan mengenai pengetahuan terhadap lingkungan, perlahan masyarakat akan
menilai dan mempertimbangkan perilakunya. Hal ini tentunya berpengaruh pada
kondisi dan kualitas air sungai. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
pencemaran air di sungai juga sangat lah penting, tanpa adanya peran dari
masyrakat maka hal yang telah durencanakan akan sia sia. Sehingga dengan aspek
sosial ini diharapkan dapat mengubah perspektif masyarakat dalam pengendalian
pencemaran air di sungai.
3.
Tersedianya fasilitas pembuangan yang memadai, fasilitas menjadi hal yang harus dipertimbangkan oleh
pemerintah. Adanya fasilitas yang memadai dapat meminimalisir perilaku
masyarakat untuk membuang limbah/sampah langsung ke sungai. Sehingga seimbang
antara regulasi, pengadaan sosialisasi, dan juga fasilitas yang memadai. Fasilitas
yang memadai yang dimaksud ialah tersedianya sarana dan tempat pembuangan
sampah yang cukup .
4. Aspek lingkungan, pencegahan pencemaran air di sungai juga bisa dilakukan dengan melakukan perbaikan kualtas lingkungan sekitar sumber air. Hal ini berkaitan dengan ketiga strategi di atas, yaitu regulasi yang jelas, pengadaan sosialisasi yang baik, dan juga fasilitas yang memadai.
Dengan
mengetahui penyebab aktivitas manusia yang mempengaruhi kualitas air serta
strategi pencegahannya, kita dapat meminimalisir pencemaran air yang ada di
sungai. Aktivitas manusia tentu mempengaruhi kualitas air di sungai, seperti
pembuangan limbah domestik, pembuangan sampah tanpa pengolahan atau pemilahan, dan
kegiatan lainnya. Jika suatu daerah menjalankan strategi pengendalian
pencemaran air sungai denga baik, kondisi kualitas air sungai juga pasti akan
membaik. Peran serta masyarakat juga penting untuk mencegah pencemaran kualitas
air di sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Suriawiria,
U. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung.
Supratiwi, F.
2014. 70 Persen Sungai Tercemar Limbah Rumah Tangga.
Wang F., dan Reisner,
A., 2011. Factor Influencing Private and Public Environmental Protection Behaviors: Results from A Survey of Residents
in Shanxi, China. Journal of Environmental Management,
92:429-436.
Hendra,
Yulis. 2016. Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Korea
Selatan: Kajian 5 Aspek Pengelolaan
Sampah. Vol. 7. No. 1.
Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2016. Buletin Cipta Karya Edisi 02/Tahun XIV/Februari 2016. Hari Peduli Sampah Nasional: Semua Bergerak Tanggulangi Masalah Darurat Sampah”. Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Komentar
Posting Komentar