PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR DI WILAYAH DKI JAKARTA


Penulis: Yusuf Nauval Fadhlurahman (1806197720)

Sekilas Tentang Air

          Air adalah bagian dari sumber kehidupan dan bersifat dinamis yang mengalir dari hulu ke hilir. Keberadaan air itu sendiri mengikuti siklus hidrologis yang memiliki ketergantungan dengan kondisi cuaca di suatu daerah sehingga ketersediaannya tidak merata di setiap wilayah. Hidrologi sendiri merupakan ilmu yang membicarakan mengenai air bumi, kejadiannya, sirkulasi pergerakan serta distribusinya, karakteristik kimia, fisika, dan reaksinya dengan lingkungan, termasuk unsur kehidupannya. Domain dari hidrologi mencakup seluruh air di bumi (Dunne, 1998). Sumber daya air yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya, bersumber dari air hujan, air permukaan, dan airtanah. Total volume sumber daya air yang ada di bumi diperkirakan mencapai 1,38 milyar km³ yang terdiri dari 97,5% dari volume tersebut berada di lautan, sementara sisanya merupakan air tawar. Namun diperkirakan hanya sekitar 31,3% yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia. Segala sesuatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia tidak pernah luput dari air. Beberapa contoh kecil seperti mencuci, mandi, keperluan budidaya, serta irigasi yang selalu membutuhkan air. Oleh sebab itu, tidak hanya sekadar mencukupi dari segi kuantitas, tetapi juga secara kualitas harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peruntukannya.

Mutu Kualitas Air Bersih di Jakarta

          Menurut Situmorang (2007), kualitas air merupakan syarat sebagai kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat dijadikan indikator tingkat kesehatan di lingkungan masyarakat. Hal ini akan berdampak buruk bila air sungai yang digunakan sudah tercemar oleh limbah dan sampah.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dibagi menjadi 3 yaitu antara lain faktor fisika, faktor kimia, dan faktor biologi. Dibawah ini akan di jelaskan faktor-faktornya yaitu :

a.      Faktor  Fisik Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna. Adapun sifat-sifat air secara fisik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya sebagai berikut: Suhu temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ±3ºC suhu udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari sumbersumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu, temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas.

b.     Faktor Kimia Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Besi (Fe), Flourida (F), Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (pH), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat-zat kimia lainnya.Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan untuk standar baku mutu air minum dan air bersih. Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air sungai pada umumnya mengandung besi (iron, Fe) dan mangan (Mn). Kandungan besi dan mangan dalam air berasal dari tanah yang memang mengandung banyak kandungan mineral dan logam yang larut dalam air tanah. Besi larut dalam air dalam bentuk fero-oksida. Kedua jenis logam ini, pada konsentrasi tinggi menyebabkan bercak noda kuning kecoklatan untuk besi atau kehitaman untuk mangan, yang mengganggu secara estetika. Kandungan kedua logam ini meninggalkan endapan coklat dan hitam pada bak mandi, atau alat-alat rumah tangga.

        DKI Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia yang menjadi ibu kota negara. Letaknya di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Luas Jakarta sekitar 662 km² dengan total penduduk mencapai 10.374.235 jiwa (2017). Sebagai Ibu kota negara, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat, pusat perbelanjaan, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Jakarta merupakan kota yang sangat sibuk. Jakarta juga merupakan kota yang rentan terhadap banjir. Ketika musim hujan tiba, Jakarta seringkali terjadi banjir. Selain itu, sungai-sungai di Jakarta juga tercemar oleh limbah dan sampah. Padahal Jakarta memiliki 13 sungai yang mengalir dari puncak yang dapat berpotensi menjadi sumber air bagi warga Jakarta, juga dapat dijadikan sebagai sarana pariwisata dan transportasi.

Gambar 1. Kondisi Sungai Ciliwung. Sumber: Liputan 6 tahun 2020.

        Hingga saat ini, kualitas air bersih di Jakarta masih belum baik. Sungai-sungai masih tercemar dengan sampah dan limbah pabrik. Dilansir dari CNN Indonesia, menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan bahwa kunci ketersediaan air bersih di Jakarta bergantung pada Sungai Citarum. Apabila sungai Citarum tercemar maka akan sulit dalam menjamin ketersediaan air bersih bagi warga Jakarta.

Jakarta Kota Banjir

          Banjir merupakan suatu peristiwa dimana aliran air yang berlebihan merendam daratan. Hal ini bisa disebabkan bila endapan di sungai melebihi kapasitas dari sungai tersebut yang diakibatkan dari hujan yang sangat deras atau terjadi badai. Bisa juga disebabkan karena air tidak terserap dengan baik ke dalam tanah yang membuat debit air cepat meningkat hingga menciptakan suatu genangan yang semakin lama semakin membesar. Dampak dari banjir yang langsung dapat dirasakan yaitu sulitnya aksesbilitas, dapat menimbulkan kerusakan fisik seperti rusaknya struktur jalanan, tanggul, dan sebagainya. Air yang tergenang juga bisa menjadi sarang tempat berkembangbiak nyamuk. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan penyakit malaria atau DBD. Saluran air juga dapat tercemar dari bencana banjir ini.


           Pada awal bulan-bulan hujan, Jakarta sering terkena banjir meskipun hujannya sedang dan tidak jelas. Bila dilihat dari topografisnya, Jakarta terletak di dataran aluvial yang rendah dan dialiri oleh tiga belas sungai yang mengalir dari puncak. Menurut BNPB dilansir dari detikNews, kondisi hujan deras menyebabkan 23 Kecamatan di DKI Jakarta terdampak banjir. Sebagai Ibukota negara, Jakarta menjadi kota yang sangat sibuk melayani segala aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Banyaknya gedung-gedung pusat perbelanjaan, pemerintahan, perusahaan, dan

Gambar 2 . Banjir Menggenangi Jakarta pada Tahun 2020. Sumber: CNN Indonesia.

masih banyak lagi membuat ruang hijau di kota ini menjadi sangat minim hingga tidak adanya drainase membuat air hujan sulit untuk masuk ke tanah. Hal-hal tersebut yang membuat Jakarta menjadi kota yang sangat rawan banjir. Belum lagi kebutuhan air yang terus meningkat membuat penggunaan airtanah secara berlebihan membuat banjir di Jakarta menjadi semakin parah. Dilansir dari BBC, sekitar 60% perumahan di Jakarta memanfaatkan airtanah. Apabila terus dibiarkan, Kota Jakarta bisa tenggelam, yaa.. Tenggelam. Sementara sumber air alternatif masih tercemar oleh sampah dan limbah. 

 

Pentingnya Pengelolaan DAS

         Pengelolaan DAS adalah suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di daerah aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya air dan tanah (Asdak, 2007). Pengelolaan DAS perlu memperhatikan beberapa aspek seperti aspek sosial, ekonomi, dan kondisi dari DAS tersebut. Konsep pengelolaan DAS yang baik memerlukan dukungan kebijakan yang telah dirumuskan dengan baik pula dimana mendorong terlaksananya praktek-praktek pengelolaan lahan yang kondusif terhadap pencegahan degradasi air dan tanah.

Upaya Pengelolaan Oleh Pemerintah

          Pemerintah tengah berupaya dalam mengatasi permasalahan pengelolaan air di Jakarta. Konsepsi Pengelolaan airtanah menurut pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, bahwa dalam pengelolaan airtanah didasarkan pada konsep Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. CAT ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul Menteri (pasal 13 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan banjir telah melakukan upaya program naturalisasi yang dilandaskan pada Peraturan Gubernur DKI Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pembangunan dan Revitalisasi Prasarana Sumberdaya Air secara Terpadu dengan Konsep Naturalisasi. Konsep ini yaitu dengan melakukan pengembangan ruang terbuka hijau dengan tetap memperhatikan kapasitas tampungan, fungsi pengendalian banjir, dan konservasi. Pemerintah juga tengah melakukan upaya revitalisasi sungai Ciliwung dan sungai
Citarum.

Gambar 3. Upaya Pelestarian Sungai Citarum Harum. Sumber: Republika.com.

Kita sebagai Masyarakat Dapat Turut Serta Berpartisipasi juga Lho!

          Sebagai bentuk dukungan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah, kita juga dapat berpartisipasi membantu dengan cara: melakukan penghematan air agar sumberdaya air dapat terkelola dengan baik dan membantu mencegah Jakarta tenggelam; melakukan kerja bakti setiap minggu terutama pada saluran air supaya tidak mampet dan terjadi banjir; membuat sumur resapan di tiap masing-masing rumah. Hal ini dilakukan untuk mencegah krisis air, juga mencegah Jakarta tenggelam; perlu adanya pengawasan pada sungai-sungai dan diterapkan denda membuang sampah di sekitar sungai. Meskipun upaya yang dapat kita lakukan mungkin tidak seberapa, namun apabila diterapkan dengan baik dapat membantu pemerintah menyukseskan upaya-upaya dalam menangani masalah pengelolaan air di DKI Jakarta. 

Referensi:

Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Anonim. 2019. Anies: Citarum Kunci Kualitas Air Bersih Untuk Jakarta. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190218184327-20-370472/anies-citarum-kunci-kualitas-air-bersih-untuk-jakarta

Davie, Tim. 2002. Fundamental of Hidrology.(Second Edition). New York, Routledge. 

Dwi Andayani. 2020. BNPB: Hujan Sebabkan 23 Kecamatan di DKI Jakarta Terdampak Banjir. detikNews. https://news.detik.com/berita/d-4891589/bnpb-hujan-sebabkan-23-kecamatan-didki-jakarta-terdampak-banjir

Lin, Mayuri Mei; Hidayat, Rafki. 2018. Jakarta, the fastest-sinking city in the world. BBC Indonesia. https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934

Suriyani, Luh De. 2017. Cara Ini Lebih Efektif Menyimpan Air ke Tanah Dibanding Biopori. Denpasar. Mongabay Situs Berita Lingkungan. https://www.mongabay.co.id/2017/03/07/cara-ini-lebih-efektif-menyimpan-air-ke-tanah-dibanding-biopori/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENCEMARAN AIR SUNGAI CILIWUNG SEBAGAI SALAH SATU PENYEBAB BANJIR DI DKI JAKARTA

Air Sungai Cisadane di Kota Tangerang Tercemar??

PENCEMARAN AIR LAUT OLEH TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) BESERTA PENANGGULANGANNYA