Air Sebagai Sumber Ekonomi Masyarakat dalam Sektor Pariwisata

Oleh  : Kevin Alif Abhinaya (1806197475)

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan berbagai macam keindahan alamnya. Salah satunya adalah keindahan alam perairan darat seperti danau, sungai, pemandian air panas alami, dan air terjun yang banyak dinikmati masyarakat lokal maupun mancanegara yang sengaja datang ke Indonesia. Keindahan alam ini dapat dimanfaatkan untuk membuka lapangan kerja bagi masyrakat lokal yang tinggal di sekitar objek perairan tersebut dalam bidang pariwisata.

Menurut Marpaung, Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Pariwisata tidak hanya memberikan kesenangan bagi para pengunjungnya, tetapi juga memberi manfaat bagi daerah yang bersangkutan selain untuk memperkenalkan daerahnya juga sebagai dana pemasukan dari suatu daerah tersebut. [1]

Danau merupakan cekungan yang terjadi karena peristiwa alami atau sengaja dibuat manusia untuk menampung dan menyimpan air yang berasal hujan, mata air, dan atau air sungai. Danau-danau di Indonesia terbentuk secara alamiah dan buatan akibat dari aktivitas manusia. Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologi dan fungsi sosial-ekonomi-budaya. Fungsi ekologi danau adalah sebagai pengatur tata air, pengendali banjir, habitat hidupan liar atau spesies yang dilindungi atau endemik serta penambat sedimen, unsur hara dan bahan pencemar. Fungsi sosial ekonomi-budaya danau adalah memenuhi keperluan hidup manusia, antara lain untuk air minum dan kebutuhan sehari-hari, sarana transportasi, keperluan pertanian, tempat sumber protein, industri, pembangkit tenaga listrik, estetika, olahraga, rekreasi, industri pariwisata, heritage, religi, dan tradisi. Selain itu, danau juga berfungsi untuk mengatur sistem hidrologi; yaitu dengan 9 menyeimbangkan aliran air antara hulu dan hilir sungai, serta memasok air ke kantung-kantung air lain seperti akuifer (air tanah), sungai dan persawahan. Dengan demikian danau dapat mengendalikan dan meredam banjir pada musim hujan, serta menyimpannya sebagai cadangan pada musim kemarau. [2]

Banyak terdapat danau alami maupun buatan di Indonesia yang kerap dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, contohnya adalah Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara. Dalam  pengembangan kawasan pariwisata, Danau  Toba merupakan  salah  satu  dari  88 yang termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah  Nomor  50  Tahun  2011  tentang  Rencana  Induk  Pembangunan  Kepariwisataan Nasional  Tahun  2010-2025,  sehingga menjadi  prioritas  dalam  pembangunan  kepariwisataan. Namun dalam pengembangannya terdapat beberapa konflik antara pemerintah dengan masyarakat setempat. Dilansir dari mongabay.co.id, banyak masyarakat yang terdampak pembangunan pariwisata di Danau Toba tidak setuju karena menurut mereka kawasan Danau Toba adalah tanah adat yang sudah diwariskan selama 15 generasi. Mereka pun menolak Danau Toba untuk diklaim sebagai kawasan milik negara. Alih-alih mensejahterakan, pembangunan pariwisata di Danau Toba ini malah menyebabkan warga sekitar Danau Toba terancam kehilangan mata pencaharian sebagai petani, karena ada potensi perubahan fungsi lahan akibat pembangunan pariwisata tersebut. [3]

Danau Toba (sumber: www.goodnewsfromindonesia.id)

 Selain danau, sungai juga salah satu perairan darat yang dimanfaatkan tidak hanya sebagai sumber air bersih warga sekitar, tetapi juga dalam sektor pariwisata. Sungai ialah air tawar dari salah satu sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang jauh lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan akan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Bagian-bagian sungai dibagi menjadi hulu dan hilir. Bagian hulu merupakan awal dari sungai, bagian hulu memiliki arus yang kuat karena berada di lereng yang curam. Sedangkan bagian hilir memiliki arus yang lebih pelan karena berada di daerah yang datar. Badan sungai juga semakin melebar. Biasanya sungai di bagian hulu yang sering dijadikan objek wisata dikarenakan masih asri dan jauh dari perkotaan, berbeda dari bagian hilir.

Namun ada beberapa sungai hilir yang dijadikan sebagai destinasi pariwisata, contohnya adalah Green Canyon di Desa Kertamulya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Sungai ini sangat ikonik dengan air yang berwarna hijau dengan tebing-tebing dan pepohonan rindang di pinggirnya. Dinamakan Green Canyon karena bentuknya yang mirip seperti Grand Canyon yang ada di Amerika Serikat. Pengunjung Green Canyon semakin banyak dari waktu ke waktu, bahkan seperti yang dilansir dari ayobandung.com, pada tahun 2018 jumlah pengunjungnya mencapai 12 ribu orang. Berbeda dengan Danau Toba, pengembangan pariwisata oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Green Canyon dapat diterima baik dan mendapat respon positif dari warga setempat. Hal ini karena pembangunan wisata di Green Canyon yang membuka lapangan kerja baru dan menguntungkan bagi warga. Contohnya, banyak warga setempat yang diberdayakan untuk wisata body rafting. Hasilnya, perputaran uang khusus untuk body rafting saja mencapai 2 miliar rupiah dalam setahun dan dapat dinikmati warga. Yang terkena dampak langsung pembangunan pariwisata ini mencapai sekitar 1000 dari 4000 warga Desa Kertamulya. Di luar itu, warga lain juga merasakan dampak positif karena mulai banyak dikunjungi wisatawan. Salah satunya adalah Saung Angklung Mang Koko, Sanggar Seni Badud, dan Seni Benjang Batok yang berlokasi tidak jauh dari Green Canyon. [4]

Green Canyon (sumber: www.idntimes.com)

Dan terakhir wisata alam perairan darat yang banyak dikunjungi adalah air terjun. Air terjun atau curug terbentuk ketika aliran air jatuh dari tempat yang tinggi. Air yang jatuh akan menggerus dasar sungai hingga terbentuk cekungan menyerupai kolam. Air terjun juga dapat terjadi karena adanya patahan yang di atasnya terdapat aliran sungai. [5]

Pembentukan Air Terjun karena Patahan (sumber: www.markijar.com)

Ada banyak sekali wisata Air Terjun di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Terdapat sekitar ratusan wisata Air Terjun yang dikelola secara resmi, dan mungkin masih ada ratusan lainnya yang masih belum terjelajah karena aksesnya yang sulit. Salah satu wisata Air Terjun yang terkenal adalah wisata Air Terjun Tumpak Sewu di Desa Sidomulyo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dinamakan Tumpak Sewu dalam bahasa jawa yang memiliki arti ribuan air yang tumpah. Hal ini disebabkan oleh tumpahan air terjun Tumpak Sewu yang tidak hanya satu aliran tetapi ada banyak dan melebar. Tumpak Sewu juga disebut sebagai Niagaranya Indonesia.


Tumpak Sewu dengan view Gunung Semeru (sumber: www.rutemu.com)

Wisata Air Terjun Tumpak Sewu dikelola oleh kelompok sadar wisata yang merupakan panjang tangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang. Mereka juga dibantu oleh masyarakat sekitar lokasi wisata. Pemanfaatan hasil industri pariwisata dirasakan oleh masyarakat luas yang ikut memanfaatkan peluang kegiatan kepariwisataan. Masyarakat sekitar juga mengalami kenaikan pendapatan karena ikut terlibat dalam kegiatan pembukaan usaha baru. [6]

Indonesia memiliki banyak sekali potensi dalam industri pariwisata karena memiliki keindahan alam yang luar biasa dan menyebar sampai seluruh pelosok negeri, khususnya pariwisata perairan darat. Namun, pengelolaan industri pariwisata ini masih belum maksimal sehingga masih mendatangkan pro-kontra pada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pariwisata, seperti contohnya masyarakat sekitar Danau Toba yang menolak tanah adatnya dijadikan milik negara. Menurut saya, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk meyakinkan masyarakat sekitar untuk mempercayakan industri ini pada pemerintah, tetapi juga tetap memanfaatkan sumber daya manusia dari warga lokal sehingga merekapun ikut merasakan dampak positifnya seperti terbukanya lapangan kerja baru dan naiknya pendapatan. Karena akan sangat disayangkan apabila negeri kita yang indah ini dengan segala potensinya jika masyarakatnya tidak bisa merasakan manfaat dari keindahan alam di tanahnya sendiri.

 

Referensi

[1] Marpaung, H. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.

[2] Susmianto, A. 2004. Aspek Pengumpulan Data dan Informasi Sumberdaya Perairan Darat dalam Rangka Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dkk dan Ekosistemnya. Limnologi : Perairan Darat Tropis di Indonesia. Pusat Penelitian Limnologi.

[3] Arumingtyas, Lusia. 2018. Soal Pengembangan Wisata Danau Toba, Begini Masukan Mereka.

https://www.mongabay.co.id/2018/10/26/soal-pengembangan-wisata-danau-toba-begini-masukan-mereka/ diakses pada 28 Mei 2020

[4] Haryadi, Dadi. 2019. Kembangkan Wisata Green Canyon melalui BUMDes Guha Bau.

https://www.ayobandung.com/read/2019/12/05/72314/kembangkan-wisata-green-canyon-melalui-bumdes-guha-bau diakses pada 28 Mei 2020

[5] http://www.markijar.com/2019/07/pengertian-pengikisan-dan-3-akibat.html diakses pada 28 Mei 2020

[6] Ramadhani, Rosita. 2017. Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Wisata  Air Terjun Tumpak Sewu Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang). Jember: Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.


Komentar

  1. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENCEMARAN AIR SUNGAI CILIWUNG SEBAGAI SALAH SATU PENYEBAB BANJIR DI DKI JAKARTA

Air Sungai Cisadane di Kota Tangerang Tercemar??

PENCEMARAN AIR LAUT OLEH TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) BESERTA PENANGGULANGANNYA