ANALISIS KONDISI FISIK DAN KIMIA AIR SUNGAI CIPINANG, JAKARTA DAN CARA MENINGKATKAN KUALITASNYA
Penulis : Danu Dwi Reinaldi
NPM : 1806197790
Di
dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai, sungai yang berfungsi sebagai wadah
pengaliran air selalu berada di posisi paling rendah dalam landskap bumi,
sehingga kondisi sungai tidak dapat dipisahkan dari kondisi Daerah Aliran
Sungai (PP 38 Tahun 2011). Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas
pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan sedangkan kualitas pasokan air
dari daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas manusia yang ada di dalamnya
(Wiwoho, 2005). Kemampuan daya
tampung air sungai
yang telah ada
secara alamiah terhadap pencemaran
perlu dipertahankan untuk meminimalkan terjadinya penurunan
kualitas air sungai. Pengelolaan kualitas air dilakukan
dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi
air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir, 2006).
Sungai Cipinang merupakan salah satu dari 13 sungai di DKI Jakarta yang mengalir melewati Kotamadya Jakarta Timur dengan hulu sungai adalah Situ Jatijajar yang terletak di Kecamatan Cibinong dan bermuara di Sungai Sunter yang terletak di Kelurahan Cipinang Bawah, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Sungai Cipinang memegang peranan penting bagi kehidupan warga Kotamadya Jakarta Timur yaitu berfungsi sebagai bahan baku air bersih Instalasi Pulo Gadung dan drainase kota. Di wilayah sepanjang sungai ini terdapat berbagai kegiatan seperti kegiatan industri, pemukiman, pertokoan dan rumah sakit. Berbagai kegiatan ini setiap hari mengeluarkan limbah ke dalam Sungai Cipinang, sehingga kondisi fisik dan kualitas air sungai semakin memburuk. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan dari penggunaan lahan yang ada (Tafangenyasha dan Dzinomwa, 2005). Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan dan permukiman serta meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu Daerah Aliran Sungai. Selain itu, berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai (Suriawiria, 2003).
Gambar 1 dan 2. Kondisi Sungai
Cipinang
Pembuangan
air limbah industri maupun rumah tangga yang tidak diolah atau pembuangan
sampah baik secara langsung maupun tidak langsung di sepanjang DAS Cipinang,
menyebabkan kualitas air di sungai ini mengalami penurunan dan berpotensi
terjadinya pendangkalan sehingga berdampak terjadinya banjir. Hal ini terlihat
pada bagian hilir dari sungai, yang tercemar pada tingkat yang sangat berat,
seperti yang terjadi di Kelurahan Cipinang Muara dan Kelurahan Cipinang Besar
Selatan, yang mana air sungai terlihat berwarna hitam dengan bau yang menyengat
dan di beberapa bantaran sungai sekitarnya terdapat tempat pembuangan sampah
sementara (Damarany et al., 2009). Sungai Cipinang bagian hilir memiliki
kualitas air dengan tingkat yang sangat rendah yang berwarna hitam keruh dan
memiliki bau yang tidak sedap. Sumber pencemar yang paling mempengaruhi
kualitas air sungai Cipinang bagian hilir adalah buangan air limbah domestik
(Damarany et al., 2009).
Salah satu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
kualitas air Sungai Cipinang bagian hilir. Berikut adalah peta lokasi
pengujian air yang menjadi sampel pengujian.
Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan
Sampel Air, (Sumber : Kajian Kualitas Air Sungai Cipinang Bagian Hilir Ditinjau
Dari Parameter BOD Dan DO Menggunakan Model QUAL2E, 2009)
Data pengambilan sampel air yang digunakan ini adalah data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari suhu air sungai, kecepatan arus, kedalaman sungai, lebar sungai, pH, oksigen terlarut dan BOD. Sedangkan data sekunder terdiri atas peta topografi DAS Cipinang, peta tata guna lahan, jumlah penduduk di DAS Cipinang, jumlah dan jenis industri di DAS Cipinang, serta Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 582 Tahun 1995 tentang Peruntukan dan baku mutu air sungai/badan air serta baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta.
Tabel 1. Kualitas Air Sungai Cipinang bagian hilir
Dari hasil pengujian kualitas fisik dan kimia diatas menyimpulkan bahwa parameter parameter seperti suhu air sungai, kecepatan arus, kedalaman
sungai, lebar sungai, pH, oksigen terlarut dan BOD menyatakan bahwa Sungai
Cipinang bagian hilir memiliki kualitas air dengan tingkat yang
sangat rendah. Bila dilihat secara fisik, air di
bagian hilir berwarna hitam keruh dan memiliki bau yang tidak sedap. Sumber
pencemar yang paling mempengaruhi kualitas air Sungai Cipinang bagian hilir
adalah pencemaran air limbah domestik. Banyaknya pemukiman yang tumbuh
sepanjang aliran Sungai Cipinang merupakan kontribusi yang besar dalam
pencemaran. Limbah tersebut menyebabkan aliran sungai menjadi terhambat dan
mengakibatkan pendangkalan dan sewaktu - waktu bisa banjir jika sungai tidak
mampu membendung aliran air pada saat musim hujan.
Gambar
4. Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Dengan Kombinasi Proses
Anaerob-Aerob (Sumber : Kondisi Pencemaran Air Sungai Cipinang Jakarta, 2014)
Salah
satu teknologi yang dapat dipakai untuk proses pengolahan air limbah rumah
tangga adalah teknologi pengolahan air limbah kombinasi proses anaerob-aerob
yang murah dengan efisiensi 90% (Nusa, 2006). Unit IPAL Biotreat-10 merupakan
unit instalasi pengolahan air limbah domestik individual dalam bentuk yang
kompak. Seluruh air limbah domestik baik air limbah toilet maupun air limbah
non toilet dialirkan ke unit IPAL melalui lubang pemasukan (inlet) masuk ke bak
pengendapan atau bak pengurai awal. Pengolahan air limbah dengan sistem komunal
ini memiliki keunggulan yaitu pengelolaannya sangat cepat. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan relatif sedikit. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil, untuk kapasitas 8-10 orang hanya membutuhkan listrik 40 watt. Dapat menurunkan biaya
investasi pengolahan limbah sehingga biaya perawatan akan lebih murah dan dapat
dikoordinasi dengan mudah.
Beberapa usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dapat bersifat jangka panjang dan pendek. Dalam jangka panjang yang perlu dilakukan adalah inventarisasi, monitoring dan evaluasi DAS Sungai Cipinang secara berkala dan konservasi DAS Sungai Cipinang untuk memperbaiki daerah peresapan di bagian selatan (hulu). Dalam Jangka pendek adalah 1). Perlindungan sumber air pada situ-situ yang berada dalam wilayah DAS Sungai Cipinang, 2). Perencanaan dan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu untuk pemukiman dan industri segera dilaksanakan. 3). Melakukan pemantauan terhadap kualitas air secara berkala untuk mendapatkan data yang berkesinambungan 4). Peningkatan kinerja pengelolaan sampah dan 5). Pengawasan secara ketat terhadap buangan limbah industri dan buangan liar dari tata guna lahan penduduk oleh pemerintah setempat. 6). Normalisasi Aliran sungai DAS Sungai Cipinang. 7). Perlunya peran serta dari masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas air sungai. 8). Sebaiknya dilakukan pengukuran beban limbah yang bersifat terpusat pada penelitian selanjutnya untuk mengetahui daya tampung beban pencemar di Sungai Cipinang bagian hulu dan hilir sebagai upaya pengendalian pencemaran.
Daftar
Pustaka
[1] Damarany,Purnisa;
Fachrul, Melati Ferianita; Astono, Widyo. 2009. Kajian Kualitas Air Sungai Cipinang Bagian Hilir Ditinjau Dari Parameter BOD Dan DO Menggunakan Model QUAL2E, Jakarta. Jurnal Teknologi
Lingkungan, Vol. 5, No. 2, Desember 2009, pp. 62-74 ISSN: 1829-6572
[2] Yudo,
Satmoko. 2014. Kondisi Pencemaran Air Sungai Cipinang Jakarta. Pusat Teknologi
Lingkungan, BPPT
[3] Tim Penyusun Laporan Masterplan. 2015. Penyusunan Masterplan Pengendalian Pencemaran Dan Pemulihan Kualitas Air Sungai Pesangrahan, Sungai Cipinang,
Sungai Krukut, Dan Sungai Kalibaru Timur Tahun 2015. Jakarta. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
[4] Fachrul,Melati
Ferianita; Hendrawan, Diana; Prasetyo, Freddy. 2011. Kajian Laju Pemurnian Sungai Cipinang Bagian Hulu Berdasarkan Parameter DO DAN BOD. Jakarta. Jurusan
Teknik Lingkungan, FALTL, Universitas Trisakti, JTL, Vol. 5 No. 6 Des 2011, 215
-220
[5] Said,
Nusa Idaman. 2006. Pengelolaan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Jakarta. Pusat
Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknolgi (BPPT). JAI
Vol. 2 , No.2 2006
[6] Agustiningsih,
Dyah; Sasongko, Setia Budi; Sudarno 2012. Analisis Kualitas Air dan Strategi Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Semarang. Jurnal Presipitasi Vol.
9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X
[7] https://news.detik.com/berita/d-3018616/sampah-10-meter-di-sungai-cipinang-limbah-pabrik-hingga-jadi-pakan-kambing
diakses tanggal 31 Mei 2020 pukul 16.44 WIB
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusBosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
- Telkomsel
- XL axiata
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)