Dibalik Asyiknya Aliran Sungai Progo

Dibalik Asyiknya Aliran Sungai Progo

Oleh Alfira Farisya Rahmani – 1806231992

 

    Air merupakan kebutuhan yang amat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Kalimat tersebut seringkali kita temukan sebagai kalimat pendahuluan saat membahas “air”. Lantas, seberapa penting air bagi kehidupan manusia? Penelitian sains membuktikan bahwa proporsi Bumi terdiri dari 71% perairan dan 29% daratan. Sangat menakjubkan, melihat bagaimana perbandingan yang cukup besar antara komposisi air dan tanah. Air merupakan tokoh penting di dunia ini. Dari lautan yang luas, banyak kehidupan yang harus dipetanggungjawabkan. Hamparan airnya dapat digunakan oleh manusia untuk minum, mandi, memasak, mencuci, atau mengairi lahan pertanian dan tanamannya, belum lagi keberagaman ekosistem didalamnya yang juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan. Keberkahan air lainnya diturunkan dari hujan untuk membasahi daratan yang kering, menjadi nikmat bagi manusia dengan mendatangkan kesejukan. Air menjadi elemen yang menakjubkan bagi manusia, setiap aspek kebutuhannya tidak pernah terlepas dari pertolongan air. Manusia “merayu” air agar selalu berada disisi mereka, memenuhi kebutuhan-kebutuhan duniawi.

    Diantaranya adalah sungai yang telah menjadi sahabat manusia. Keberlangsungan siklus hidrologi, pemenuhan kebutuhan hidup manusia, menjadikan sungai sebagai sahabat paling dekat bagi manusia. Sungai Progo misalnya, sungai yang telah menjadi penopang masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sungai Progo berada di wilayah Kabupaten Temanggung dengan panjang sungai ±38 km dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 576,46 km². Aliran Sungai Progo bersumber dari lereng Gunung Sindoro-Sumbing [1].

Kali Progo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gambar 1. Sungai Progo Bagian Hulu

Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia

    Bagian hulu Sungai Progo, yaitu di daerah Magelang, aliran sungainya banyak dimanfaatkan untuk aktivitas manusia, salah satunya adalah wisata alam, seperti arung jeram. Akan tetapi, dibalik asyiknya aliran Sungai Progo yang digunakan untuk kegiatan arung jeram, sungai ini sudah tidak sehat lagi karena terkena dampak pencemaran dari kegiatan manusia. Berbagai aktivitas manusia yang terjadi di bagian hulu Sungai Progo dipercaya telah memengaruhi kualitas air sungai. Hasil pengujian kualitas air Sungai Progo bagian hulu oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Temanggung menyebutkan, telah terjadi peningkatan beberapa parameter pencemaran. Menurut Bambang Setyo, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Temanggung, penurunan kualitas air di Sungai Progo antara lain terjadi karena pemakaian obat kimia pertanian yang berlebihan. Pemakaian obat dan pupuk kimia per tanian secara berlebihan yang terserap tanah bersamaan dengan air hujan telah meracuni air tanah. Pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga ke sungai tersebut juga menjadi faktor lain terjadinya penurunan kualitas air [2]. Ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu menjadi penting karena memiliki fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan yang dimaksud yaitu, pada segi fungsi tata air. Faktor-faktor seperti padatnya pemukiman penduduk, sistem pembuangan limbah domestik yang tidak berfungsi dengan baik, sanitasi masyarakat yang buruk, telah menyebabkan terjadinya pencemaran di hulu sungai, khususnya kenaikan jumlah bakteri golongan Coliform. Bakteri golongan Coliform, merupakan bakteri yang berada dalam tinja manusia atau hewan, salah satu contoh dari bakteri ini adalah Escherichia coli yang dapat dijumpai pada air, makanan, atau tanah yang terkontaminasi oleh tinja. Adanya bakteri Coliform dalam air menunjukan air terkontaminasi oleh tinja yang bersifat patogen di dalam usus, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Sanitasi yang buruk akan meningkatkan kandungan bakteri di badan air, yang mana akan menyebabkan penurunan kualitas air [3].

    Sumber pencemar Sungai Progo diduga berasal dari limbah-limbah berbahaya yang dihasilkan oleh kegiatan produksi atau usaha domestik yang ada di sekitar sungai utama atau anak sungai, seperti limbah yang berasal dari rumah sakit, bisa cairan medis atau alat-alat medis yang langsung dibuang tanpa melalui proses sterilisasi, atau limbah dari pabrik industri rumahan, seperti pabrik tahu dan limbah domestik rumah tangga. Kegiatan domestik sendiri telah menyumbang limbah organik yang cukup tinggi ke aliran Sungai Progo. Semua limbah domestik di Kabupaten Temanggung tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu, sehingga limbah dari dapur maupun kamar mandi dari setiap rumah tangga langsung dibuang ke aliran sungai. Kegiatan pertanian juga menyumbangkan limbah sisa-sisa pestisida dan pupuk kimia yang ikut larut dalam air dan mengalir ke sungai. Senyawa pestisida dan pupuk kimia yang mengalir ke sungai dapat menyebabkan tumbuhnya tanaman di permukaan air sungai yang akan menutupi jalannya sinar matahari, sehingga air sungai akan kekurangan oksigen. Sumber lainnya adalah limbah dari pasar hewan, disekitar DAS Progo terdapat beberapa peternakan dan pasa hewan. Limbah dari kegiatan tersebut langsung dibuang ke sungai, masyrakat sekitar juga sering memandikan hewan-hewan tesebut langsung di dalam sungai sehingga menyebabkan meningkatan limbah organik dari hewan.

 

Sungai Progo Tercemar Obat Kimia dan Limbah Pabrik | Republika Online

Gambar 2. Penampakan Sungai Progo yang tercemar Obat Kimia dan Limbah Pabrik

Sumber : Republika.co.id

Penelitian yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Temanggung menjelaskan, bahwa kualitas air aliran Sungai Progo memiliki pencemaran yang tinggi untuk parameter fecal coliform. Hal ini menunjukkan bahwa pencemaran yang terjadi di Sungai Progo harus segera diatasi agar status tercemarnya tidak semakin meningkat dari tahun ke tahun [4].

    Pencemaran yang terjadi di Sungai Progo tentu saja bisa kita tekan pengendaliannya, agar tidak semakin memburuk. Pengendalian pencemaran polutan dapat dilakukan setidaknya dengan melakukan pengolahan air limbah rumah tangga. Hal ini bisa dilakukan dengan pembuatan septik tank di setiap rumah, sehingga air limbah buangan tidak langsung melimpas ke sungai. Buangan tinja merupakan penyumbang terbesar dari pencemaran fecal coliform, agar kondisi Sungai Progo tidak semakin buruk, kita harus membantu pemerintah dengan melakukan hal-hal kecil yang bisa mengendalikan pencamaran. Penindakan tegas dari pemerintah juga dibutuhkan, agar tidak ada lagi orang-orang jahil yang seenaknya membuang limbah sembarangan. Pembuangan air limbah harus diawasi oleh pihak-pihak terkait, setiap industri besar, usaha menengah, atau industri rumahan harus memiliki izin ketika akan membuang limbah hasil produksi ke sungai. Sehingga, pihak berwenang dapat menentukan apakah limbah tersebut sudah memenuhi persyaratan pembuangan limbah ke sungai. Peraturan yang dibuat pemerintah seperti pada pasal 74 UU No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menjelaskan bagaimana proses pengawasan pembuangan zat pencemaran lingkungan dilakukan dengan melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dokumen yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil sampel, memeriksa peralatan dan keterangan lain yang dianggap perlu. Selain itu, pemerintah setempat bisa melakukan pemantuan secara berkala, dengan melakukan pengukuran parameter kualitas air Sungai Progo. Akan tetapi, terlepas dari itu semua, edukasi kepada masyarakat mengenai proses pembuangan limbah yang tidak akan mencemari ekosistem sungai adalah hal paling penting harus dilakukan. Karena, ketika masyarakat sudah tahu ilmu dasarnya, perlahan-lahan akan tersadarkan untuk tidak mencemari lingkungan dengan membuang limbah secara sembarangan [5].

 

Referensi :

[1] Berita Kompasiana. Sungai Progo Milik Jogja, atau Bukan?.https://www.kompasiana.com/sannasanata/ 54ffc141813311e077fa6f41/sungai-progo-milik-jogja-atau-bukan

[2] Berita Republika. Kualitas Air Sungai Progo Menurun. https://republika.co.id/berita/koran/news-update/16/01/30/o1qz469-kualitas-air-sungai-progo-menurun. Diakses 31 Mei 2020.

[3] Mim, Ahmad, Dyah R., Hizbaron. Pengaruh Penggunaan Lahan di Sempadan Sungai Progo Bagian Tengah Terhadap Kualitas Air dan Aliran Permukaan. Universitas Gajah Mada.

[4] Sari, Ratna Novita, T. Istirokhatun, Sudarno. Analisis Penentuan Kualitas Air dan Status Mutu Sungai Progo Hulu Kabupaten Temanggung. Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.

[5] N., Monalisatika W.I., Sudarno, T. Istirokhatun. Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.


Komentar

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajopk.biz...^_~3:23 PM 15-Sep-20
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir Jakarta Awal Tahun 2020 dan Solusinya

Kemana “Seharusnya” Air Jakarta Pergi?

PENCEMARAN AIR SUNGAI CILIWUNG SEBAGAI SALAH SATU PENYEBAB BANJIR DI DKI JAKARTA